BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menginggat pentingnya pengembangan kognitif khususnya berhitung maka perkembanga berhitung harus diutamakan. Seperti halnya pohon apabila salah satu anggota batangnya tidak ada maka tidak akan sempurna sebatang pohon itu. Begitu juga perkembagan berhitung. Apabila tidak dikembangan dengan pemberian rangsangan yang tepat maka berhitung tidak akan berkembang pada anak usia dini. Usia dini adalah usia dimana anak masih gampang-gampangnya untuk penerimaan rangsangan dari luar. Usia dini adalah usia peka, yang harus dirangsang, dimotivasi, dalam segala hal yang berhubungan dengan semua aspek perkembangan khusunya berhitung.
Semakin banyak rangsangan dan motivasi yang diberikan maka semakin maksimal juga hasil yang diperoleh untuk usia dini. Yang akan menjadi bekal pendidikan ketahap selanjutnya.
Rangsangan yang diberikan merupakan masukan yang akan direkam oleh memori atau otak anak yang akan teringat sampai kapanpun. Pengalaman pertama anak adalah pengalaman pada usia dini ( 0 – 6 tahun), apa yang dialami pada usia itu, akan menjadi awal perkembagan anak dan pengalaman yang sangat berharga seumur hidupnya.
Dalam perkembagan kognitif dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa prinsip antara lain : ( Asmawati, dkk. 2013 : 5.7 )
a. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menghubungkan pengetahuan yang sudah di ketahui dengan pengetahuan yang baru diperolehnya.
b. Memperhatikan masa peka anak.
c. Dilaksakan secara bertahap
d. Kegiatan mengacu pada kemampuan yang sudah di capai dan dikaitkan dengan tema,
e. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber belajar.
f. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeskpresikan pengalaman yang di dapat secara lisan atau media kreatif.
g. Kegiatan yang diberikan merupakan pengetahuan yang objektif dan nyata
1. Data Awal
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran Perkembangan kemampuan kognitif khususnya berhitung untuk Kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal III perlu diperhatikan, karena berhitungunya masih belum memadai atau belum maksimal, hanya 40% anak yang mampu, sementara yang lain masih perlu perbaikan hal ini disebabkan karena seorang guru masih belum tepat dalam memberikan kegiatan-kegiatan sesuai dengan minat anak. Didalam pembelajaran di TK harus menggunakan metode-metode yang mendukung. Apabila seorang pendidik salah dalam memberikan metode, maka tidak maksimal juga pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah diatas penulis mengidentifikasi kelemahan dari pembelajaran tersebut diatas :
a. Guru kurang kreatif dalam merancang pembelajaran
b. Guru kurang dapat dalam pengunaan metode
c. Minat anak kurang terhadap kegiatan pembelajaran
Dengan alasan tersebut maka penulis mencari jalan keluar dan memikirkan kira-kira metode apa yang harus digunakan dalam kegiatan pengembangan berhitung. Pengembangan berhitung akan lebih dapat dicerna dan dimengerti oleh anak-anak apabila yang dihitung merupakan benda-benda yang dapat dihitung nyata, dapat di tangkap oleh panca indranya. Karena akan lebih senang dan mengikuti kegiatan dengan baik apabila suasana hatinya gembira, tidak ada tekanan dan paksaan. Usia dini adalah usia bermain maka apabila pembelajaran dilakukan dengan cara bermain maka akan lebih memudahkan pendidikannya dalam membimbing.
3. Analisis Masalah
Berdasarkan diskusi dan masukan-masukan dari teman sejawat dan supervisor dapat diketahui beberapa faktor penyebab kurangnya minat anak antara lain.
a. Pengelolaan kelas yang kurang tepat
b. Konsentrasi anak belum maksimal
c. Kegiatan belajar yang belum menarik minat anak. Minat adalah kesukaan individu terhadap topik-topik atau kegiatan tertentu Concise Encyclopedia of psycology ( dalam Hidayani, dkk. 2008:6.11 )
Karena bebagai alasan dan latar permasalahan maka penulis ingin mencoba dengan menggunakan salah satu metode pengembangan yaitu metode karyawisata.
Mengapa penulis menggunakan metode tersebut, metode karyawisata adalah sebuah metode yang cara belajarnya di alam, dengan kata lain anak diajak bemain bebas diluar kelas. Anak akan bebas berekspresi mengenal alam lingkungan dan mengetahui ada apa saja dalam lingkungannya. Anak mampu melihat, merasa, membau dan mengalami menggunakan panca indranya secara optimal. Anak suka belajar dari hal-hal yang nyata.
4. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan uraiaan diatas maka penulis tertarik untuk meningkatkan kemampuan kognitif khusunya berhitung anak kelompok B Tk Aisyiyah Bustanul Athfal III melalui metode karyawisata tahun pelajaran 2013 /2014 Desa Payolebar Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu “Bagaimanakan Meningkatkan Kemampuan Kognitif Khususnya Berhitung Anak Kelompok B Melalui Metode Karyawisata TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Singkut Sarolangun?”.
C. Tujuan Perbaikan
Tujuan perbaikan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif khususnya berhitung anak kelompok B melalui metode karyawisata TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Singkut Sarolangun.
D. Manfaat Perbaikan
Perbaikan ini diharapkan bermanfaat :
1. Bagi Guru
Dengan adanya perbaikan yang dilakukan maka seorang guru akan mendapatkan berbagai manfaat, seorang guru akan lebih kreatif untuk memilih sebuah metode yang digunakan dalam setiap rencana kegiatan pembelajaran. Dengan metode yang tepat akan menciptakan suasana anak tertarik terhadap setiap kegiatan dan gurupun tidak akan sia-sia melakukan kegiatan pembelajaran tersebut.
2. Bagi Anak TK
Melalui Karyawisata anak dapat meningkatkan kemampuan dalam berhitung, mengenal konsep bilangan, mengenal angka, mengenal urutan bilangan, mengenal penjumlahan dan pengurangan, Juga menambah berbagai pengetahuan anak tentang ilmu hitung.
3. Bagi Orang Tua
Orang tua dapat belajar bagaimana memperlakukan anak dirumah, orang tua akan mendapatkan ilmu tentang pola asuh untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan. Pada anak usia dini khusunya berhitung. Orang tua adalah guru anak-anak bila berada dirumah atau lingkungan keluarga. Orang tua tidak sepatutnya memperlakukan anak semaunya.
Anak adalah individu unik dan memiliki ke khasan tersediri. Anak bukanlah miniatur atau bentuk kecil orang dewasa, ada yang beranggapan anak ibarat kertas kosong yang bisa di tulis apapun anak tidak memiliki potensi, ia hanya menjadi apa yang di inginkan oleh lingkungannya, dan anak memiliki dosa yang diturunkan oleh orang tuanya.(zaman, dkk.2009:1.5 )
0 comments:
Post a Comment