BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Buah durian merupakan
buah yang cukup terkenal banyak orang yang tergugah seleranya kalau mendengar
nama buah durian. Buah yang berbau harum dan memiliki rasa yang khas ini sangat
amat disenangi di kalangan masyarakat.
Buah yang memiliki
nama latin durio zibethinus. Ini
banyak sekali mengandung vitamin B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah
durian juga mengandung banyak sekali zat gizi dan diataranya : Karbohidrat,
lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ), Asam Folat, Magnesium ( Mg
), Potasium atau kalsium ( K ).
Ada jenis lain yang
buahnya lebih kecil disebut chanee ( Kani ). Durian gajah yang berasal dari
bangkok ini sering disebut dengan nama durian montong ( otong ) ini telah di
lepas oleh menteri pertanian RI untuk di budidayakan di indonesia.
Selain itu juga buah
durian yang sudah matang ini dapat di konsumsi sendiri atau dapat juga di olah
menjadi dodol, ice cream, campuran es, bahan minuman dan lauk pauk yang disebut
tempoyak.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
Vitamin apakah yang terkandung dalam buah durian ?
2.
Zat gizi apa sajakah yang terkandung dalam daging buah
duria ?
C.
RUMUSAN MASALAH
Dari identifikasi
diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
Buah durian ini sangat
bermanfaat bagi kesehatan, karna buah durian mengandung vitamin B,C,E dan Zat
Besi. Selain itu, daging buah durian juga mengandung banyak sekali zat gizi dan
diataranya : Karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ),
Asam Folat, Magnesium ( Mg ), Potasium atau kalsium ( K ). Tapi walaupun
bermanfaat bagi tubuh buah durian tidak terlalu bagus apabila dimakan terlalu
banyak karna buah durian bersifat panas.
D.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian / penyusunan karya ilmiah INI
a. Bagi siswa yang
bersangkutan dapat mengetahui lebih lanjut lagi tentang tanaman durian
monthong.
b. Bagi teman-teman supaya
dapat memberitahukan kepada pembaca tentang cara membudidayakan tanaman durian.
c. Bagi sekolah menambah
koleksi perpustakaan sekolah sehingga mempermudah para pembaca dan adik kelas
dalam mencari buku.
E.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian
dalam karya ilmiah ini adalah guna menambah wawasan bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya mengenai buah durian, karna buah durian memiliki banyak manfaat
tetapi banyak masyarakat yang belum mengetahuinya, ada sebuah paradigma di
masyarakat kita yang mengangap buah durian dapat meningkatkan kadar kolesterol.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DURIAN
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus
nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya
yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan
populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit).
Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya,
namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama
durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa)
biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat
dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D.
kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian
kura-kura atau kekura (D. graveolens),
serta lahung (D. dulcis). Untuk
selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
B.
NAMA-NAMA LOKAL
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di
Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren
(bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Kota Ambon dan kepulauan Lease biasa disebut sebagai Doriang.
Di Pulau Seram bagian timur
disebut rulen.
C.
BOTANI
1.
Penyebaran
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan.
Daerah-daerah sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti
Mindanao, Sumatera, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah
Kalimlantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang
mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Tempat lain yang
membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian
adalah di daerah Davao di Pulau Mindanao. Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk durian di Davao
City.
2.
Pemerian morfologi
Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran
daun tidak tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan
daun-daun baru (periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah
masa berbuah selesai. Tumbuh tinggi dapat mencapai ketinggian 25–50 m tergantung spesiesnya, pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.
Daun berbentuk
jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip
atau tumpul dan berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi
bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.
Bunga (juga
buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang
yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi
3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai
rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang.
Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah
menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang
sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas;
kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai
yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari
bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik
perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Kajian
di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah
kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh
menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut
serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya.
Bunga durian, keluar langsung dari
batang/cabang secara berkelompok
Buah durian
bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya
tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut
"durian", walaupun ini bukan duri dalam
pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan,
kecoklatan, hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi
persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah
yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri
apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian
menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas
kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan
kematian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam
menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan
berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna
putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji
dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji
yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas
unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut
biji tebal (disebut "sukun").
D.
KEANEKARAGAMAN
Varietas
lokal (kiri) dan klon D101 (kanan)
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka,
beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap
sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian
yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar
durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun
belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.
1)
Kultivar Unggul Nasional
Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis
durian budidaya. Hingga 2005 terdapat 38 kultivar unggul yang telah diseleksi
dan diperbanyak secara vegetatif. Beberapa di antaranya:
|
|
2)
Ras Lokal
Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih bervariasi dan keunggulannya belum
terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi. Beberapa di antaranya
adalah:
·
Durian parung
·
Durian lampung
·
Durian jepara
·
Durian palembang
·
Durian padang
3)
Kultivar Unggul Dari Luar Negeri
Di Malaysia, kultivar durian unggul
hasil seleksi diberi kode nomor dengan huruf D di depannya. Beberapa di
antaranya adalah
·
'D24'
·
'D99'
·
'D123'
·
'D145'
·
'D158'
·
'D159' (klon sama dengan varietas
'Montong').
·
'D169'
·
'MD-UR 888' (Durian Terbaik Dunia)
E.
BUDIDAYA DAN PERBANYAKAN
Durian adalah buah tropis, tumbuh di sekitar khatulistiwa hingga ketinggian 800 m dpl., serta menjauh hingga garis lintang 18° di Thailand dan Queensland.
1.
Syarat Tumbuh Dan Pemupukan
Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1-2
bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Musim raya buah durian biasa
terjadi setelah tahun dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Musim panen
antara dapat terjadi dengan produksi buah yang biasa-biasa saja.
Tanaman ini memerlukan tanah yang
dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat keasaman optimal adalah 6-6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik merah
kuning memerlukan pengapuran agara tanaman tumbuh baik. Durian muda juga
memerlukan lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat buah
tidak patah diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari
150cm karena air tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis.
Pemupukan dilakukan dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu ditaburi
pupuk kimia. Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit. Pemupukan
dengan kadar NPK yang sama diberikan segera setelah
musim berbuah, sedangkan pemupukan dengan kadar P yang lebih
tinggi diberikan setelah flushing selesai untuk mempersiapkan pembungaan.
2.
Penanaman Dan Pemeliharaan
Penanaman durian secara komersial di
perkebunan dilakukan dengan jarak tanam 10 m × 10 m hingga 12 m × 12 m,
tergantung dari ukuran tanaman/kultivarnya. Apabila tanaman masih kecil, tumpang sari dapat dilakukan. Pengendalian gulma juga perlu dilakukan.
Pemeliharaan mencakup pemupukan,
pemangkasan (pembentukan dan peremajaan), pengairan (bila diperlukan), dan
pengendalian hama dan penyakit. Tajuk durian yang baik adalah berbentuk kerucut
membulat, dengan cabang utama mendatar ke samping.
3.
Perbanyakan
Perbanyakan durian di desa-desa
umumnya dengan menggunakan biji. Perbanyakan
dengan biji juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam perbanyakan vegetatif. Biji durian
bersifat recalcitrant, hanya dapat hidup dengan kadar air tinggi (di
atas 30% berat) dan tanpa perlakuan tertentu hanya sanggup bertahan seminggu
sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus segera disemaikan setelah buahnya
dibuka.
Pohon durian mulai berbuah setelah
4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat dipercepat jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif.
Teknik-teknik yang dipakai adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan
(jarang dilakukan), penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah
(cleft grafting), atau okulasi (budding). Teknik yang terakhir
ini sekarang yang paling banyak dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga
menerapkan penyambungan mikro (micrografting).
Teknik ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia muda sehingga
mempercepat masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan vegetatif
mampu berbunga setelah 2-3 tahun. Durian juga memungkinkan diperbanyak secara in vitro (kultur
jaringan).
4.
Hama dan Penyakit
Hama yang
menyerang durian di antaranya adalah ulat penggerek buah (gala-gala), ulat
penggerek bunga, dan kutu loncat durian (menghisap cairan daun muda).
Penyakit utama durian adalah busuk akar dan batang Pythium complectens, mati bibit (juga oleh patogen yang sama), penyakit blendok/kanker Phytophthora palmivora, dan jamur upas yang menyerang batang/cabang.
F.
KEGUNAAN
Tempoyak, durian yang diragikan
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang
umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini
umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak,
protein, dan mineral
Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan
berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional,
daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama
gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok),
atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan
masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.
Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue
tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian
dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama
dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan
dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar
lainnya.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau
dibakar,tau dicampurkan dalam kolak durian. Biji
durian yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak
siklopropena (cyclopropene). Biji durian mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak
sebagai sayuran.
Durian (Durio zibethinus)
|
|
Nilai nurtrisi per 100 g (3.5 oz)
|
|
615 kJ (147 kcal)
|
|
27.09 g
|
|
3.8 g
|
|
5.33 g
|
|
1.47 g
|
|
65g
|
|
19.7 mg (33%)
|
|
436 mg (9%)
|
|
Hanya bagian yang dapat dimakan, mentah atau beku.
Brangkasan: 68% (Shell and seeds) Sumber: USDA Nutrient database Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa. |
Beberapa bagian tumbuhan kadang-kadang dimanfaatkan
sebagai bahan obat tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam.
Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan
(infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit
kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar
dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan
sebagai campuran pewarna tradisional.
Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang
telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya
di sudut ruangan.
Kayu gubalnya
berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet
dan mudah diserang rayap. Biasa
digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi
ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah.
1.
Nilai gizi
Setiap 100 g salut biji mengandung 67
g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta
memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga
banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium dan fosfor
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Mudah-mudahan dengan adanya karya ilmiah ini bermanfaat
bagi pembaca dengan demikian siswa diharapkan akan tumbuh rasa cinta terhadap
tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya akan menumbuhkan rasa cinta terhadap
lingkungan.
B.
SARAN
Saya berharap karya ilmiah ini selain dapat bermanfaat semoga
ini akan menjadi alternatif yang baik bagi para pembaca untuk dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Andoko, Agus. 1998, Durian genjah penghias halaman rumahku
harian suara karya
Baga kaiie, moechd,1984, kebunku buah-buahanku, jakarta
indra pres
Syarifudin,2008, Tanaman Unggulan Jakarta : PT Cipta Widya Swara.
Brotur, 2005. Macam Hama Tanaman Durian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Thanks Infonya, admin.
ReplyDeleteUntuk mencari referensi website pertanian, peternakan dan perikanan saya sarankan untuk mengunjungi website ini ya min.Soalnnya sangat lengkap dan mudah dipahami.
Fredikurniawan.com - Informasi Pertanian Lengkap
ilmupeternakan.web.id - Informasi Peternakan Lengkap